Alibaba Group Holding melalui unit risetnya, Damo Academy, telah memperoleh dukungan penting dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) untuk alat deteksi kanker berbasis kecerdasan buatan (AI), seiring upaya perusahaan teknologi China untuk memperluas perannya dalam industri kesehatan global.
FDA memberikan status "breakthrough device" kepada model Damo Panda milik kelompok riset tersebut, yang memungkinkan proses tinjauan dan persetujuan dipercepat, seperti diungkapkan Alibaba dalam pernyataannya pada Kamis. Perlu diketahui bahwa Alibaba adalah pemilik South China Morning Post.
Alibaba pertama kali mengungkapkan Damo Panda, yang dirancang untuk mengidentifikasi kanker pankreas, pada November 2023 dalam makalah yang diterbitkan di jurnal medis Nature Medicine. Menurut makalah tersebut, alat ini dapat mendeteksi kanker stadium awal secara efektif pada pasien tanpa gejala.
Teknologi di Balik Damo Panda
Panda adalah model pembelajaran mendalam (deep learning) yang dilatih menggunakan pemindaian tomografi terkomputasi (CT) perut tanpa kontras dari 3.208 pasien kanker pankreas. Pengujian menunjukkan sensitivitas 34,1% lebih tinggi dibandingkan radiolog dalam mengidentifikasi penyakit ini, menurut peneliti Damo saat itu.
Alibaba telah menerapkan Damo Panda dalam uji coba di berbagai wilayah China, sebagaimana disampaikan perusahaan pada Kamis. Model ini telah memeriksa 40.000 orang di sebuah rumah sakit di kota Ningbo, di wilayah timur China, dan berhasil mengidentifikasi enam kasus stadium awal, termasuk dua kasus yang terlewatkan oleh pemeriksaan rutin, seperti yang diumumkan perusahaan bulan lalu.
Perluasan Aplikasi AI dalam Bidang Kesehatan
Alibaba mendirikan Damo Academy pada 2017, dengan fokus pada bidang termasuk AI dan arsitektur chip open-source RISC-V. Kelompok riset ini berada di balik serangkaian prosesor RISC-V bernama XuanTie, yang mencakup unit pemrosesan pusat kelas server yang diumumkan pada Februari.
Damo Academy selanjutnya akan mempromosikan model AI ini, baik di dalam negeri maupun luar negeri, dengan bermitra dengan perusahaan seperti Ankon Medical Technologies, menurut Alibaba.
AI telah menjadi teknologi transformatif dalam pencitraan medis dalam beberapa tahun terakhir, dengan berbagai studi menunjukkan kemampuannya untuk menyamai atau melampaui pakar manusia dalam analisis gambar. Model-model ini juga terbukti mampu meningkatkan kualitas gambar medis.
Alibaba termasuk di antara beberapa raksasa teknologi China yang mencurahkan sumber daya untuk memajukan aplikasi AI khusus bidang kesehatan.
Pada Februari, raksasa peralatan telekomunikasi China, Huawei Technologies, meluncurkan model AI patologi besar bersama Rumah Sakit Ruijin yang berbasis di Shanghai, yang bertujuan membantu dokter dalam diagnostik kanker. Perusahaan ini telah membentuk tim baru yang berfokus pada industri medis dan kesehatan, seperti dilaporkan media China pada Maret.