Pernahkah Anda membayangkan air laut bisa menjadi sumber energi bersih? Sekelompok peneliti di Universitas Sharjah baru saja mewujudkan ide tersebut. Mereka berhasil mengembangkan teknologi baru yang mampu menghasilkan bahan bakar hidrogen bersih langsung dari air laut, dan yang lebih mengagumkan lagi, dalam skala industri.
Terobosan ini membuka peluang besar bagi produksi energi terbarukan, terutama di wilayah pesisir yang kering. Teknologi ini tidak memerlukan proses desalinasi yang mahal dan rumit, sehingga menjadi solusi yang lebih terjangkau dan efisien.
Dr. Tanveer Ul Haq, penulis utama penelitian ini, menjelaskan bahwa tim mereka telah mengembangkan elektroda berlapis ganda yang inovatif. Elektroda ini mampu mengekstrak hidrogen langsung dari air laut secara efisien dan berkelanjutan.
"Metode tradisional seringkali terkendala oleh masalah korosi dan penurunan kinerja akibat ion klorida dalam air laut," ujar Dr. Ul Haq. "Namun, elektroda kami menciptakan lingkungan mikro yang protektif dan reaktif, sehingga meningkatkan kinerja sekaligus tahan terhadap kerusakan."
Keunggulan teknologi ini terletak pada struktur berlapis elektroda yang tidak hanya mampu bertahan dalam kondisi air laut yang keras, tetapi bahkan berkinerja optimal di dalamnya. Perangkat ini membentuk lapisan metaborat pelindung yang mencegah pelarutan logam dan pembentukan oksida non-konduktif.
Dalam uji coba, elektroda ini menunjukkan kinerja yang mengesankan. Perangkat ini mampu menghasilkan hidrogen dengan kecepatan yang relevan untuk industri, yakni 1 ampere per sentimeter persegi, dengan input energi yang rendah.
"Sistem kami menghasilkan hidrogen pada tingkat yang relevan secara industri dengan input energi rendah," jelas Profesor Yousef Haik, penulis korespondensi penelitian. "Ini bisa merevolusi cara kita memikirkan produksi hidrogen di wilayah pesisir, terutama di negara-negara kering seperti UEA, di mana air tawar terbatas tetapi sinar matahari dan air laut melimpah."
Yang lebih mengesankan, sistem ini mampu beroperasi selama lebih dari 300 jam tanpa penurunan kinerja, mengatasi masalah korosi yang biasanya merusak sistem serupa. Lapisan karbonat pada elektroda bertindak sebagai perisai elektrostatis, melindungi lapisan-lapisan elektroda dari pelarutan.
Potensi Besar untuk Masa Depan
Dr. Ul Haq menekankan potensi dampak teknologi ini terhadap produksi energi bersih dan berkelanjutan. "Bayangkan adanya pertanian hidrogen bertenaga surya di sepanjang garis pantai UEA, menggunakan air laut dan sinar matahari untuk menghasilkan bahan bakar bersih tanpa emisi dan dengan penggunaan sumber daya minimal."
Teknologi ini telah menarik minat dari berbagai pihak, termasuk startup energi bersih dan pusat inovasi regional. "Inovasi kami mengubah air laut dari tantangan menjadi solusi," tambah Dr. Ul Haq.
Langkah Selanjutnya: Dari Laboratorium ke Dunia Nyata
Tim peneliti kini bersiap untuk mengembangkan teknologi ini ke skala yang lebih besar. "Kami sedang bergerak dari pengujian skala laboratorium ke pengujian skala pilot, untuk memvalidasi teknologi ini dalam kondisi outdoor yang nyata," ungkap Dr. Ul Haq.
Tujuan berikutnya adalah mengembangkan generator hidrogen modular yang ditenagai energi surya, dirancang khusus untuk digunakan di wilayah pesisir yang kering. Ini merupakan langkah besar menuju masa depan energi bersih yang lebih terjangkau dan berkelanjutan.
Teknologi ini menawarkan solusi yang menjanjikan untuk mengatasi tantangan produksi energi bersih, terutama di daerah dengan keterbatasan air tawar. Dengan memanfaatkan sumber daya yang melimpah seperti air laut dan sinar matahari, inovasi ini membuka jalan baru menuju masa depan energi yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Meski masih diperlukan pengembangan lebih lanjut sebelum dapat diimplementasikan secara luas, terobosan ini memberikan harapan baru bagi dunia energi terbarukan. Kita mungkin akan menyaksikan revolusi dalam cara kita memandang dan memanfaatkan sumber daya alam untuk kebutuhan energi di masa depan.
