vivo Indonesia menegaskan komitmennya terhadap pembangunan berkelanjutan di Tanah Air melalui partisipasi aktif dalam Global Business Summit on Belt and Road Infrastructure Investment, yang digelar pada 25 Mei 2025 di Jakarta.
Acara ini merupakan kolaborasi antara Pemerintah Indonesia, UNGC BRI Action Platform, THK Forum, United in Diversity Foundation, KADIN, ICC, IGCN, dan SDSN. Forum ini menjadi wadah perumusan langkah konkret untuk pembangunan infrastruktur berkelanjutan dalam kerangka Belt and Road Initiative (BRI), yang kini memasuki dekade baru.
Peran vivo di Forum Internasional BRI
Lebih dari 300 tokoh lintas sektor hadir dalam pertemuan ini, mulai dari perwakilan pemerintah, akademisi, pelaku usaha, hingga organisasi internasional dan LSM. Fokus utama forum adalah membangun kerja sama global yang berkualitas dan berkelanjutan.
vivo Indonesia menjadi satu-satunya merek smartphone yang diundang untuk membagikan praktik terbaik mereka. Melalui partisipasi ini, vivo menekankan bahwa teknologi dapat menjadi alat pemberdayaan sosial, bukan hanya inovasi teknis.

Dalam pidatonya, Gary Huang, CEO vivo Indonesia, menyampaikan, "Nilai sebuah perusahaan bukan hanya soal angka pertumbuhan, tetapi tentang dampak yang kita ciptakan bagi masyarakat. Di vivo, kami meyakini bahwa teknologi harus mempermudah. Di vivo, kami percaya teknologi seharusnya membantu kehidupan sehari-hari. Lewat langkah-langkah nyata, kami ingin hadir di tengah kebutuhan masyarakat dan memberi manfaat yang nyata."
Inisiatif Pendidikan dan Sosial Berkelanjutan
Dalam kesempatan tersebut, Huang juga memperkenalkan program vivo NexGen Scholar, hasil kolaborasi dengan Hoshizora Foundation dan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS). Inisiatif multi-tahun ini telah menjaring puluhan mahasiswa dari berbagai wilayah Indonesia sejak awal 2025.
Program ini bertujuan membekali generasi muda dengan keterampilan digital masa depan seperti informatika, data science, dan teknik komunikasi.
"Melalui NexGen, kami membangun jembatan antara potensi generasi muda dan masa depan pertumbuhan Indonesia. Program ini mencerminkan komitmen jangka panjang vivo untuk menghadirkan dampak nyata, memberdayakan talenta lokal, dan menciptakan pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan," kata Gary Huang.
Selain itu, vivo juga menjadi bagian dari Sino-Indonesia Corporate Community Action Network untuk mendorong kolaborasi di sektor lingkungan, kesehatan publik, dan pemberdayaan pemuda.
Inisiatif ini mendukung Joint Statement dari UNGC dalam menggerakkan sektor bisnis untuk menyukseskan SDGs dalam kerangka BRI.
Upaya ini sejalan dengan tiga Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), yaitu pendidikan berkualitas (SDG 4), pekerjaan layak (SDG 8), dan pengurangan ketimpangan (SDG 10).
Strategi Berkelanjutan vivo di Indonesia
Sejak masuk ke Indonesia pada 2014, vivo telah melayani hampir 50 juta pengguna. Melalui kerangka keberlanjutan yang terdiri dari empat pilar utama—Technology for All, Green Co-existence, Value Co-Creation, dan Social Benefit—vivo terus memperkuat perannya dalam pembangunan nasional.
- Technology for All: vivo menghadirkan inovasi seperti BlueVolt Battery dan sistem kamera canggih ke segmen menengah, memastikan teknologi bisa diakses lebih luas.
- Green Co-existence: Penggunaan material ramah lingkungan, seperti kaca mikrokristalin dan tembaga bebas timbal, menjadi bagian dari desain produk yang berkelanjutan.
- Value Co-Creation: vivo berinvestasi dalam produksi lokal, menciptakan ribuan lapangan kerja, dan mendukung pengembangan tenaga kerja teknologi.
- Social Benefit: Selain NexGen, vivo juga menjalankan proyek Mbinudita Water Connection di Nusa Tenggara Timur pada 2022, yang memberikan akses air bersih kepada 12 desa dan lebih dari 240 perempuan dan anak-anak.
"Bagi vivo, teknologi bukan hanya soal kemajuan, tetapi tentang menciptakan dampak yang bermakna bagi masyarakat. Kami percaya bahwa masa depan yang berkelanjutan dibangun lewat kolaborasi, tanggung jawab, dan kebahagiaan yang dibagikan bersama. Inilah esensi dari 'Joy in Us'," tutup Gary Huang.