Industri chip kecerdasan buatan (AI) sedang mengalami perkembangan pesat, terutama di Tiongkok. Persaingan antara raksasa teknologi AS, Nvidia, dan perusahaan Tiongkok, Huawei, kini menjadi sorotan utama.
Sejak sanksi AS terhadap Huawei pada 2019, Nvidia mendominasi pasar chip AI di Tiongkok. Perusahaan AS ini menyuplai chip H20 yang dirancang khusus untuk memenuhi regulasi ekspor AS. Meski kurang efisien, konsumen Tiongkok terpaksa menggunakan chip ini karena terbatasnya pilihan.

Namun, situasi mulai berubah. Huawei kembali memasuki industri chip AI dengan mengembangkan teknologi baru. Meskipun awalnya menghadapi kendala akses peralatan canggih dan rantai pasokan, Huawei terus berupaya meningkatkan kualitas chip AI-nya.
Kemajuan Huawei mulai terlihat dengan chip Ascend 910B. ByteDance, perusahaan induk TikTok, bahkan memesan 100.000 unit chip ini untuk menggantikan produk Nvidia. Kesuksesan ini mendorong Huawei mengembangkan Ascend 910C yang lebih canggih.

Ascend 910C diklaim mampu mencapai 60% performa inferensi Nvidia H100 dan bahkan mengungguli Nvidia B20. Perusahaan-perusahaan besar Tiongkok seperti China Mobile dan SenseTime mulai beralih ke Ascend 910C, menandai era baru kemandirian teknologi Tiongkok.
Menyikapi perkembangan ini, AS memperketat kontrol ekspor chip ke Tiongkok. Nvidia diminta menghentikan penjualan H20 di Tiongkok atau mengajukan lisensi senilai $5,5 miliar.
dilansir dari huaweicentral, Huawei terus berinovasi dengan meluncurkan klaster chip AI "CloudMatrix 384" yang diklaim lebih unggul dari Nvidia NVL72. Jensen Huang, CEO Nvidia, mengakui Huawei sebagai pesaing serius di pasar AI. Ia menyatakan bahwa pembatasan AS justru mendorong inovasi Huawei, sementara memberi tekanan pada perusahaan seperti Nvidia.
Huawei berencana memulai pengiriman massal Ascend 910C bulan ini. Perusahaan juga sedang mempersiapkan chip AI yang lebih powerful, Ascend 910D, untuk mengisi kekosongan Nvidia H20 di pasar Tiongkok.
Persaingan chip AI antara Huawei dan Nvidia mencerminkan dinamika kompleks dalam industri teknologi global. Di satu sisi, pembatasan ekspor AS bertujuan melindungi keamanan nasional. Di sisi lain, hal ini mendorong inovasi dan kemandirian teknologi di Tiongkok.
Perkembangan ini juga menimbulkan pertanyaan tentang masa depan industri AI global. Apakah dominasi perusahaan AS akan berlanjut, atau kita akan melihat munculnya pemain baru dari negara lain? Bagaimana hal ini akan memengaruhi inovasi dan kompetisi di pasar global?
Terlepas dari hasilnya, persaingan chip AI ini akan berdampak signifikan pada perkembangan teknologi AI di masa depan. Inovasi yang muncul dari kompetisi ini berpotensi mendorong kemajuan dalam berbagai sektor, mulai dari komputasi awan hingga kendaraan otonom.