
- sebulan lalu
Mulai dari grup tanpa anggota hingga polling bergambar, WhatsApp hadirkan beragam fitur baru yang memperkaya interaksi digital.
Bayangkan jika air limbah yang selama ini mencemari lingkungan bisa diubah menjadi bahan bakar bersih masa depan. Kini, hal itu bukan lagi khayalan.
Tim peneliti dari RMIT University berhasil menciptakan teknologi revolusioner yang mengubah air limbah menjadi hidrogen hijau. Yang menarik, proses ini tidak memerlukan air bersih sama sekali.
Selama ini, produksi hidrogen hijau menghadapi tantangan besar. Prosesnya membutuhkan air murni dalam jumlah besar, padahal ketersediaan air bersih semakin terbatas di berbagai wilayah.
Di sisi lain, lebih dari 80% air limbah global dibuang tanpa pengolahan, menciptakan kerusakan ekologis serius. Teknologi RMIT ini menjawab kedua masalah tersebut sekaligus.
Berbeda dengan metode konvensional, teknologi ini justru memanfaatkan kontaminan dalam air limbah sebagai katalis. Logam-logam yang terkandung dalam air kotor membantu proses elektrolisis untuk menghasilkan hidrogen.
"Oksigen yang dihasilkan dapat diintegrasikan kembali ke instalasi pengolahan air limbah untuk meningkatkan efisiensi dengan mengurangi kandungan organik," jelas peneliti Mahmood.
Sistem ini telah diuji selama 18 hari berturut-turut dengan penurunan performa yang minimal. Air limbah yang digunakan telah melalui pra-pengolahan untuk menghilangkan padatan, materi organik, dan nutrisi, mewakili aplikasi dunia nyata.
Inovasi RMIT merupakan bagian dari platform sistem katalitik yang lebih luas. Tujuannya memanfaatkan sumber air sulit seperti air limbah dan air laut untuk produksi hidrogen bersih.
"Inovasi kami mengatasi masalah pengurangan polusi dan kelangkaan air, memberikan manfaat bagi sektor energi dan air," ungkap Professor Nicky Eshtiaghi dari School of Engineering RMIT.
Dengan menggunakan air limbah, proses ini membantu mengurangi polusi sambil memanfaatkan material yang dianggap limbah.
Tim peneliti kini mencari mitra industri dan pemerintah untuk mengembangkan teknologi ini ke skala komersial. Dr. Muhammad Haris, salah satu peneliti, menekankan perlunya pengujian lebih lanjut.
"Metode ini perlu diuji dengan berbagai jenis air limbah untuk memastikan efektivitasnya secara universal," kata Haris.
Penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal ACS Electrochemistry, membuka peluang baru bagi produksi energi berkelanjutan.