Bayangkan jika lampu kantor Anda bisa menjadi sumber listrik. Kedengarannya mustahil? Tim ilmuwan dari National Yang Ming Chiao Tung University di Taiwan baru saja membuktikan sebaliknya.
Mereka berhasil menciptakan sel surya yang mampu mengubah cahaya dalam ruangan menjadi energi listrik dengan efisiensi mencapai 38,7 persen. Angka ini jauh melampaui ekspektasi untuk kondisi pencahayaan terbatas.
Teknologi yang dikembangkan menggunakan sel surya perovskite (PeSCs), alternatif yang lebih murah dan efisien dibanding sel surya silikon konvensional. Berbeda dengan panel silikon yang kaku dan berat, PeSCs bisa dibuat tipis, ringan, fleksibel, bahkan semi-transparan.
"Panel surya silikon yang umum di pasaran memiliki keterbatasan karena sifatnya yang rigid dan berat, sehingga hanya bisa dipasang di permukaan datar dan tahan lama," jelas Fang-Chung Chen, penulis penelitian ini.
Dalam pengujian yang dipublikasikan di jurnal APL Energy, tim peneliti menguji PeSCs dalam berbagai kondisi pencahayaan. Hasilnya cukup mengejutkan.
Efisiensi Tinggi di Cahaya Redup
Di bawah pencahayaan standar matahari (sekitar 12.000 lux), sel surya perovskite ini mencapai efisiensi 12,7 persen. Memang relatif rendah dibanding sel surya silikon terbaik yang bisa mencapai 26 persen.
Namun, di sinilah keunikannya terungkap. Pada pencahayaan 2.000 lux, setara dengan cahaya kantor biasa. PeSCs justru menunjukkan performa luar biasa dengan efisiensi 38,7 persen.
Rahasia di Balik Teknologi
Para peneliti memodifikasi bandgap dalam komposisi perovskite. Bandgap adalah energi minimum yang dibutuhkan elektron untuk melompat ke tingkat energi lebih tinggi.
Tim mengatur rasio molekul dalam larutan yang digunakan untuk membuat lapisan perovskite. Penyesuaian ini menghasilkan bandgap yang memungkinkan sel surya menyerap cahaya indoor secara optimal—sesuatu yang tidak mungkin dicapai sel surya silikon.
Peluang Baru Energi Terbarukan
Terobosan ini membuka kemungkinan baru untuk aplikasi energi surya. Panel surya bisa dipasang di dalam ruangan, mengurangi konsumsi listrik dengan memanfaatkan pencahayaan standar.
"Efisiensi PeSCs di dalam ruangan lebih tinggi, artinya produk fotovoltaik bisa lebih cocok untuk berbagai skenario pengguna, termasuk kondisi berawan di luar ruangan, indoor, dan lingkungan cahaya redup lainnya," kata Chen.
Meskipun begitu, teknologi ini masih dalam tahap penelitian. Diperlukan pengembangan lebih lanjut sebelum bisa dikomersialkan secara massal.
Inovasi ini menunjukkan bahwa masa depan energi terbarukan tidak hanya terbatas pada area terbuka yang luas, tetapi juga bisa hadir di sekitar kita sehari-hari.