
- sebulan lalu
Seri Huawei Pura 80 hadir dengan sistem kamera telefoto ganda pertama di dunia dan sistem operasi HarmonyOS NEXT.
Industri nuklir Amerika Serikat kini memasuki babak baru. Westinghouse Electric Company dan Google Cloud baru saja mengumumkan kemitraan pertama di dunia yang memanfaatkan kecerdasan buatan untuk mempercepat pembangunan reaktor nuklir.
Kolaborasi ini menggabungkan solusi AI proprietary Westinghouse HiVE™ dan bertha™ dengan teknologi Google Cloud seperti Vertex AI, Gemini, dan BigQuery. Vertex AI merupakan platform machine learning Google, Gemini adalah model AI generatif tercanggih mereka, sementara BigQuery berfungsi sebagai data warehouse yang dapat diskalakan.
Kombinasi teknologi ini mampu menganalisis volume data besar dan mengotomatisasi alur kerja engineering kompleks dalam konstruksi reaktor nuklir modular. Sistem AI secara otomatis menghasilkan dan mengoptimalkan paket kerja modular untuk reaktor canggih.
Menariknya, kedua perusahaan sudah menyelesaikan proof of concept menggunakan platform desain digital WNEXUS milik Westinghouse bersama HiVE AI dan tools Google Cloud. Uji coba ini berhasil mendemonstrasikan generasi dan optimasi otomatis paket kerja konstruksi khusus untuk reaktor modular AP1000.
"Sebagai reaktor modular berlizens lengkap dan siap konstruksi satu-satunya saat ini, teknologi AP1000 kami adalah cara tercepat menambah sumber energi nuklir terjangkau ke grid AS," ujar Dan Sumner, CEO Interim Westinghouse.
Platform HiVE yang diperkenalkan September 2024 merupakan sistem AI generatif spesifik nuklir yang dibangun dari data proprietary industri selama lebih dari 70 tahun. Di sisi lain, bertha dinamai sesuai Bertha Lamme, insinyur wanita pertama Westinghouse adalah large language model yang dirancang khusus untuk tugas-tugas siklus hidup reaktor.
Bertha menangani perencanaan maintenance, inspeksi, dan alur kerja digital. Kedua platform AI ini didukung insinyur nuklir khusus dan diposisikan membantu operator pembangkit menghasilkan listrik lebih andal dan hemat biaya.
Kyle Jessen, Managing Director Commercial Industries Google Cloud, menekankan bahwa kemitraan ini menggabungkan teknologi AI Google dengan keahlian inovasi nuklir Westinghouse selama seabad. "Kecerdasan buatan bukan sekadar alat, tetapi bisa memberikan keunggulan kompetitif kritis," katanya.
Sektor nuklir AS mengalami pertumbuhan terbatas selama beberapa dekade. Namun, meningkatnya permintaan listrik dari data center, elektrifikasi, dan manufaktur mendorong minat baru terhadap energi nuklir.
Westinghouse dan Google Cloud menargetkan tidak hanya unit AP1000 baru, tetapi juga reaktor modular kecil AP300™ dan teknologi mikroreaktor eVinci®. Meskipun begitu, kedua perusahaan belum mengungkapkan timeline deployment untuk kapabilitas bertenaga AI ini.
Kolaborasi ini menandai langkah signifikan dalam modernisasi industri nuklir, di mana AI tidak lagi hanya konsep futuristik tetapi solusi nyata untuk tantangan konstruksi reaktor.