
- sebulan lalu
Realme P3 5G hadir di Indonesia dengan Snapdragon 6 Gen 4, kamera 50MP, dan fitur gaming AI untuk pengalaman maksimal.
Penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam pencegahan pencucian uang atau Anti-Money Laundering (AML) dapat membuat proses ini menjadi lebih efisien dan efektif. Berdasarkan laporan Napier, penerapan AI dalam AML dapat menghemat ekonomi global sebesar $3,13 triliun per tahun melalui pencegahan pencucian uang dan pendanaan terorisme yang efektif. Angka ini menunjukkan potensi transformasional AI dalam memperbaiki kepatuhan terhadap kejahatan finansial.
Menurut Fintech Global, kunci utama implementasi AI dalam sistem keuangan terletak pada kemampuannya menghadirkan solusi komprehensif yang efisien namun tetap mematuhi standar etika dan regulasi. Pendekatan ini tidak sekadar teknologi, melainkan strategi sistematis untuk melindungi ekosistem keuangan global.
Namun, untuk memaksimalkan manfaat dari AI ini, diperlukan pendekatan yang lebih terarah dan terencana. Setiap pasar memiliki tantangan dan kebutuhan yang berbeda, sehingga panduan yang jelas untuk memanfaatkan AI akan sangat bervariasi.
Ketika kita melangkah menuju tahun 2025, industri keuangan perlu memprioritaskan pendekatan compliance-first dalam menerapkan AI, yang memastikan teknologi yang digunakan tidak hanya comprehensible tetapi juga auditable.
Tahun 2024 sudah menunjukkan perubahan yang signifikan, terutama dalam lanskap regulasi yang memperhatikan risiko terkait dengan mata uang digital dan implikasi geopolitik dari sanksi, terutama yang menyangkut Rusia. Dengan adanya administrasi baru di AS, prioritas dalam hal kepatuhan sanksi kemungkinan akan tetap menjadi fokus, meski ada kemungkinan pergeseran prioritas lainnya.
Regulasi baru, seperti Undang-Undang AI Uni Eropa yang mulai diterapkan pada 2024, menekankan transparansi dan agar institusi keuangan meningkatkan taktik AI dan AML mereka. Reformasi tersebut menunjukkan adanya tuntutan global yang bersatu untuk kerangka regulasi yang lebih ketat dan ramah inovasi.
Di Australia misalnya, negeri kanguru ini mengenalkan "Tranche 2", adapun di Kanada ada “Bill C-27 ”. Keduanya merupakan Undang-Undang Kecerdasan Buatan dan Data, bertujuan tidak hanya unutk melindungi ekosistem keuangan tetapi juga meningkatkan akses ke layanan keuangan secara lebih luas.
Kecerdasan buatan diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan AML melalui peningkatan akurasi dan pengalaman pengguna, namun tetap harus diingat bahwa penerapannya tidak boleh mengabaikan standar etika yang ada. Para regulator keuangan diharapkan dapat mengeluarkan pedoman yang tegas pada tahun 2025 untuk memastikan penggunaan AI berlangsung dengan bertanggung jawab serta mampu mengurangi risiko kejahatan finansial.
Aspek lain yang juga semakin menjadi perhatian adalah ketahanan operasional digital dalam sektor keuangan.
Undang-Undang Ketahanan Operasional Digital (DORA), yang akan diberlakukan mulai Januari 2025, mengharuskan institusi keuangan untuk menerapkan langkah-langkah keamanan TI yang kuat guna menangkal ancaman siber. Langkah legislatif ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap keamanan digital dalam bertransaksi serta memperkuat transparansi dan kepercayaan dalam ekosistem layanan keuangan.
Namun, penggunaan AI dalam institusi keuangan perlu dilakukan dengan pendekatan keseimbangan dalam tata kelola risiko. Alat-alat AI yang canggih mungkin membawa bias yang berasal dari data yang mendasarinya.
Untuk mengatasi masalah ini, entitas keuangan perlu membangun tim pengawasan manusia yang beragam untuk terus-menerus memperbaiki aplikasi AI. Tim ini sangat penting dalam memastikan hasil AI sejalan dengan prinsip keadilan dan kepatuhan regulasi, serta memastikan elemen manusia tetap integral dalam proses pengambilan keputusan keuangan.
Ketika kita menantikan perkembangan kepatuhan terhadap kejahatan finansial di tahun 2025, penekanan terhadap aplikasi AI yang disesuaikan dan tidak sekadar pendekatan satu ukuran untuk semua menjadi semakin jelas.
Sektor keuangan harus terus menavigasi kemajuan teknologi ini dengan strategi compliance-first yang teliti, untuk memanfaatkan sepenuhnya potensi AI dalam pemberantasan kejahatan keuangan.
Dengan mengadopsi pendekatan yang berfokus pada regulasi dan transparansi, industri ini dapat mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dan aman di era digital yang terus berkembang.