
- 4 hari lalu
Easycash mencatat penyaluran pinjaman Rp 70,64 triliun hingga April 2025, menjangkau 7,8 juta penerima. Perusahaan fokus pada akses mudah dan proses cepat untuk mendukung inklusi keuangan.
Sebuah inovasi mengejutkan telah muncul di dunia energi. Startup Amerika Serikat, Aircela, baru-baru ini memperkenalkan mesin revolusioner yang mampu mengubah udara menjadi bensin. Demonstrasi perdana dilakukan di atap gedung di New York City, menampilkan perangkat seukuran kulkas yang menghasilkan bahan bakar siap pakai untuk mesin standar tanpa modifikasi.
Bensin masih menjadi bahan bakar utama untuk lebih dari 90% kendaraan di dunia. Namun, dampak lingkungannya sangat besar, mulai dari emisi karbon dioksida hingga polusi udara yang berkontribusi pada perubahan iklim. Upaya untuk beralih ke kendaraan listrik atau bahan bakar alternatif sering terkendala masalah infrastruktur dan biaya tinggi.
Aircela meyakini terobosannya dapat mengatasi tantangan tersebut. Mesin ciptaan mereka menggabungkan teknologi penangkapan karbon langsung dari udara dengan sintesis bahan bakar di tempat. Beroperasi menggunakan listrik terbarukan, unit ini menghasilkan bensin yang sepenuhnya kompatibel dengan mesin yang ada.
Karl Dums, mantan eksekutif Porsche, awalnya skeptis terhadap teknologi ini. Namun, setelah melihat demonstrasi, ia menyatakan dukungan penuhnya. "Saya yakin ini menandai awal perjalanan panjang dan penting yang dampaknya masih sangat diremehkan saat ini," ujarnya dalam rilis pers Aircela.
Berbeda dengan pabrik bahan bakar sintetis tradisional yang berskala besar, solusi Aircela dirancang untuk produksi terdistribusi. Mesin ini menangkap karbon dioksida langsung dari atmosfer dan mengubahnya menjadi bensin bersih di tempat. Bahan bakar yang dihasilkan tidak mengandung sulfur, etanol, atau logam berat.
"Kami tidak membangun prototipe. Kami membangun mesin yang berfungsi," tegas Eric Dahlgren, CEO Aircela. Sistem ini dirancang plug-and-play dan dapat beroperasi di lingkungan perumahan, komersial, atau industri dengan setup minimal.
Proyek ini didukung oleh investor besar seperti Chris Larsen, pendiri Ripple, dan Jeff Ubben. Dukungan strategis juga datang dari Maersk Growth, lengan ventura raksasa pengiriman Denmark, A.P. Moller-Maersk.
Teknologi Aircela berakar pada penelitian awal fisikawan Klaus Lackner, pelopor penangkapan karbon langsung dari udara. Lackner hadir dalam acara demonstrasi untuk menjelaskan dasar ilmiah proses penangkapan karbon mesin tersebut.
Didirikan pada 2019 oleh Mia dan Eric Dahlgren, Aircela berhasil mencapai tahap pengujian dunia nyata dalam beberapa tahun. Dukungan investor awal memungkinkan perusahaan bergerak cepat dari tahap pengembangan ke demonstrasi.
Aircela berencana memulai penyebaran awal mesinnya pada musim gugur 2025. Unit-unit ini akan menargetkan pengguna off-grid, komersial, dan industri yang mencari bahan bakar bebas fosil tanpa perlu mengubah sistem yang ada.
Inovasi Aircela menawarkan solusi menarik untuk mengurangi dampak lingkungan dari penggunaan bensin, sambil tetap memanfaatkan infrastruktur yang ada. Meskipun masih perlu pembuktian lebih lanjut, teknologi ini berpotensi mengubah lanskap energi global di masa depan.