
- sebulan lalu
Infinix Xpad 20 resmi dirilis di Indonesia dengan fitur AI, layar 11 inci, dan harga mulai Rp 1,9 juta. Cocok untuk belajar hingga bermain game.
Pernahkah Anda membayangkan plastik yang bisa menghilang tanpa jejak? Kini impian itu menjadi kenyataan berkat kerja keras para ilmuwan Australia.
Peneliti dari Murdoch University di Australia Barat tengah mengembangkan alternatif plastik ramah lingkungan menggunakan mikroba asli setempat. Berbeda dengan plastik sintetis yang terurai menjadi mikroplastik berbahaya, bioplastik baru ini dirancang agar benar-benar aman bagi lingkungan.
"Kami fokus pada plastik yang biodegradable dan ramah lingkungan, tanpa dampak negatif terhadap alam," ungkap Professor Daniel Murphy. Ia menekankan pentingnya inovasi ini untuk mencegah penumpukan plastik di daratan maupun lautan.
Australia menghadapi masalah serius dengan kemasan plastik sekali pakai. Lebih dari 80% kemasan makanan plastik tidak dapat didaur ulang di rumah dan berakhir di tempat pembuangan sampah.
Professor Murphy menjelaskan bahwa industri sangat membutuhkan lapisan kompos untuk kemasan makanan berbahan kertas daur ulang atau kardus. Saat ini, kemasan kompos dari bahan limbah hanya cocok untuk makanan dengan pelindung alami seperti telur dan buah.
"Jika lapisan ini dibuat dari bioplastik, akan memenuhi standar industri dan disambut konsumen yang mencari alternatif lebih hijau," tambah Murphy.
Tim peneliti memanfaatkan mikroba yang ditemukan di lingkungan sekitar. Harrison O'Sullivan, peneliti dan kandidat PhD dari Bioplastics Innovation Hub, mengatakan mereka bekerja dengan bakteri menarik yang diambil dari alam Australia.
Mikroba liar ini secara alami menyimpan molekul organik berlebih dalam sel mereka karena terbiasa dengan sumber makanan tidak pasti. Mereka menghasilkan material plastik bernama PHB, polimer alami yang dapat terurai sempurna di lingkungan.
Menariknya, proses pembuatan bioplastik ini cukup sederhana. Para ilmuwan mengambil molekul yang tersimpan dalam mikroba, kemudian mengolahnya menjadi material bioplastik. Video yang dipublikasikan tim menunjukkan sedotan yang dibuat dari bioplastik inovatif mereka.
Dr Sakshi Tiwari, mikrobiolog lingkungan dari tim peneliti, optimis dengan masa depan teknologi ini. "Kami berharap bioplastik dan biopolimer dapat menjangkau setiap rumah tangga. Ini rencana jangka panjang yang menjadi tujuan akhir kami."
Penelitian ini sejalan dengan Rencana Sains dan Teknologi 10 Tahun Australia Barat yang berfokus pada ekonomi sirkular dan penyelesaian tantangan lingkungan mendesak.
Sebelumnya, ilmuwan Korea juga pernah merekayasa bakteri untuk menghasilkan polimer dengan struktur mirip cincin, meningkatkan kekakuan dan stabilitas termal plastik. Hal ini menandai langkah signifikan menuju industri plastik bebas petroleum.
Inovasi bioplastik dari mikroba lokal ini membuka harapan baru untuk mengatasi krisis sampah plastik global dengan solusi yang benar-benar ramah lingkungan.