
- 4 bulan lalu
Telkomsel raih Telco to Ace Mobile App 2025 berkat inovasi AI pada aplikasi MyTelkomsel yang kini berkembang jadi super app serba bisa.
Apakah model AI saat ini benar-benar mampu menciptakan terobosan ilmiah? Menurut Thomas Wolf, co-founder Hugging Face, jawabannya adalah tidak. Ini tentu mengejutkan, mengingat banyak klaim optimis dari para pemimpin industri AI.
Wolf menyoroti bahwa model AI seperti ChatGPT cenderung setuju dengan pengguna. Mereka dirancang untuk memprediksi kata atau token berikutnya yang paling mungkin dalam sebuah kalimat. Ini berbeda jauh dengan sifat ilmuwan yang seringkali justru "melawan arus" atau kontrarian.
Ilmuwan yang meraih Nobel seperti Nicolaus Copernicus, yang mengemukakan teori heliosentris, tidak mencari jawaban yang paling mungkin. Justru mereka menemukan ide baru yang tak terduga namun benar. Sementara itu, AI saatini lebih seperti yaer yang terlalu patuh.
Wolf menjelaskan dua masalah utama. Pertama, AI cenderung setuju dengan prompt pengguna. Kedua, arsitektur model yang berbasis prediksi token next-likely membuatnya sulit menghasilkan ide benar-benar orisinal. Ini adalah hambatan besar untuk terobosan tingkat Nobel.
Pandangan Wolf berseberangan dengan figur seperti Sam Altman (OpenAI) dan Dario Amodei (Anthropic). Amodei misalnya, dalam esainya "Machines of Loving Grace", memprediksi AI akan mempercepat kemajuan biologi 50-100 tahun menjadi hanya 5-10 tahun.
Meski begitu, Wolf tidak sepenuhnya pesimis. Menurutnya, AI akan lebih berperan sebagai "co-pilot" bagi ilmuwan. AI bisa membantu penelitian, menghasilkan ide, atau menganalisis data, tapi tetap memerlukan manusia untuk langkah kreatif dan kontrarian .
Contoh nyata sudah ada. AlphaFold dari Google DeepMind membantu menganalisis struktur protein, yang mempercepat penemuan obat. Startup seperti Lila Sciences dan FutureHouse juga mengembangkan AI lebih jauh untuk penelitian ilmiah.
Jadi, meski AI belum akan menggantikan ilmuwan, perannya sebagai asisten penelitian yang kuat sudah tak terbantahkan. Masa depan ilmu pengetahuan mungkin adalah kolaborasi antara manusia dan AI, bukan penggantian total.