
- 5 hari lalu
Red Magic 10S Pro hadir dengan Android 15, layar 144Hz, kamera bawah layar, dan pendingin kipas untuk performa gaming optimal.
Bagaimana jika teknologi penyimpan energi surya bisa digunakan untuk mengatasi tantangan panas ekstrem di reaktor nuklir generasi mendatang? Inilah yang sedang diteliti dalam sebuah proyek ambisius senilai jutaan dolar.
NANO Nuclear, perusahaan teknologi nuklir maju, menggandeng Departemen Ilmu dan Teknik Nuklir MIT untuk menguji kemampuan "garam surya" dalam menghadapi kondisi ekstrem reaktor nuklir canggih. Kolaborasi dua tahun ini didanai NANO Nuclear sebesar $500.000, bertujuan mengisi celah pengetahuan penting tentang perilaku garam nitrat cair di lingkungan radiasi nuklir yang intens.
Meski terbukti andal menyimpan energi surya, kinerja garam ini di bawah paparan radiasi nuklir masih menjadi misteri. Riset akan menggunakan fasilitas Gammacell 220F Co-60 milik MIT untuk mensimulasikan kondisi radiasi tanpa bahan nuklir sungguhan.
"Memahami kinerja garam cair di bawah radiasi sangat penting untuk pengembangan desain reaktor masa depan," ujar Jay Yu, pendiri dan ketua NANO Nuclear. Ia menekankan pentingnya lingkungan penelitian yang terkendali dan aman.
Profesor Koroush Shirvan dari MIT, investigator utama proyek, menjelaskan pendekatan canggih yang digunakan. "Kami akan menggunakan diagnostik real-time, rig uji suhu tinggi, dan teknik analisis modern untuk menghasilkan data yang bisa langsung berdampak pada pengembangan reaktor generasi mendatang," jelasnya.
Tim akan menerapkan diagnostik mutakhir, termasuk analisis gas real-time dan pengukuran sifat termal, guna menilai stabilitas kimia dan degradasi material selama dan setelah iradiasi. Hasil positif bisa mempercepat pengembangan berbagai konsep reaktor canggih dengan menyediakan data andal tentang kinerja material.
Profesor Ian Farnan, Kepala Siklus Bahan Bakar Nuklir, Radiasi dan Material di NANO Nuclear, melihat ini sebagai langkah penting. "Kemampuan menilai kinerja garam di medan radiasi tanpa bergantung pada pengoperasian reaktor memberi kami fleksibilitas dan kecepatan yang belum pernah ada sebelumnya dalam memajukan pengembangan sistem reaktor kami," tuturnya.
Riset yang dijadwalkan rampung pada 2027 ini akan memberikan pembaruan triwulanan, langsung menyuplai proses rekayasa dan desain NANO Nuclear. Keberhasilan upaya ini bisa merevolusi aspek-aspek energi nuklir dan memberikan wawasan berharga untuk aplikasi energi bersih lainnya, seperti panas industri dan penyimpanan energi off-grid.
"Kami sangat antusias melihat penelitian terobosan ini bergerak maju bersama MIT," tutup Profesor Farnan.
Penelitian ini menjanjikan terobosan dalam pengelolaan panas operasional ekstrem yang menjadi tantangan utama gelombang energi nuklir berikutnya. Dengan menguji bahan yang sudah terbukti dalam industri surya untuk aplikasi nuklir, tim peneliti membuka kemungkinan baru dalam desain reaktor yang lebih aman dan efisien.
Meskipun hasilnya masih harus ditunggu, kolaborasi ini menunjukkan potensi besar inovasi lintas sektor dalam menghadapi tantangan energi masa depan. Pendekatan ilmiah yang ketat, dikombinasikan dengan visi industri yang jelas, bisa menjadi kunci dalam memajukan teknologi nuklir generasi mendatang.