Komunitas Pi Network tengah diguncang ketegangan baru setelah munculnya persyaratan migrasi kedua secara tiba-tiba di aplikasi pengguna. Kejadian ini memicu gelombang protes di media sosial hanya beberapa pekan sebelum jadwal unlock 276 juta token PI pada Juni 2025.
Sejumlah pengguna membagikan tangkapan layar dari aplikasi mereka yang menunjukkan checklist baru, meskipun mereka telah menyelesaikan migrasi tahap pertama. Banyak yang mengungkapkan kebingungan dan frustrasi karena merasa kembali dihadapkan pada proses yang tidak transparan.
"Sudah menambang bertahun-tahun, sekarang malah tak bisa akses koin sendiri," tulis pengguna X dengan akun @bfrancis_12. Komentar serupa bermunculan, terutama dari pengguna yang masih terjebak dalam status KYC (Know Your Customer) yang belum terselesaikan.
Sebuah akun parodi yang mengatasnamakan pendiri Pi Network, Dr. Nicolas Kokkalis, ikut menambah panas suasana dengan unggahan viral bertuliskan, “PI NETWORK 2ND MIGRATION HAS BEGUN!” Unggahan itu mengimbau pengguna untuk segera menyelesaikan verifikasi KYC, pengaturan dompet dan lockup, serta menyetujui transfer ke Mainnet.
Namun hingga kini, tim inti Pi Network belum mengonfirmasi adanya fase migrasi baru secara resmi.
Situasi ini terjadi di tengah persiapan besar-besaran menuju unlock 276 juta token PI, yang menurut data PiScan bernilai sekitar $176 juta. Dengan volume perdagangan yang rendah dan sentimen pasar yang rapuh, peristiwa ini berpotensi mengguncang stabilitas harga PI.
Saat ini, harga Pi Coin terus tertekan di kisaran $0,64. Indikator teknikal seperti RSI dan MACD menunjukkan lemahnya momentum beli dan dominasi tekanan jual dalam jangka pendek. Jika level $0,64 jebol, support berikutnya berada di $0,60 dan $0,40.
Untuk membalikkan arah, pasar membutuhkan dorongan signifikan yang mampu mendorong harga kembali ke zona $0,65–$0,66 disertai lonjakan volume.