
- 4 bulan lalu
ZTE Blade A56 hadir sebagai penerus Blade A55 dengan chipset Unisoc T7200, RAM 4GB, layar 90Hz, dan baterai 5000mAh.
Pernahkah kamu bayangkan AI sebesar apa yang mampu menyaingi raksasa teknologi global? Alibaba baru saja mengambil langkah besar. Mereka memindahkan ilmuwan AI ternama, Steven Hoi Chu-hong, ke Tongyi Lab. Tujuannya? Mempercepat pengembangan Qwen, ekosistem AI open-source terbesar di dunia. Langkah ini menunjukkan ambisi Alibaba untuk tetap unggul dalam perlombaan teknologi global.
Steven Hoi bukan nama sembarangan. Sebelumnya, ia menjabat sebagai kepala ilmuwan di Intelligent Information Platform Alibaba, mengelola produk konsumen seperti chatbot, UC Browser, dan mesin pencari Quark. Di sana, ia memimpin penelitian model AI multimodal, studi agen AI, dan solusi AI terapan. Kini, di Tongyi Lab, Hoi diharapkan membawa keahliannya untuk memperkuat Qwen, menurut sumber yang mengetahui informasi ini.
Menariknya, kepindahan Hoi mencerminkan fokus Alibaba Cloud. Unit AI dan komputasi awan ini ingin memperdalam kemampuan inti AI Alibaba. Tongyi Lab sendiri dikenal sebagai pusat inovasi AI terdepan, sering jadi incaran perusahaan teknologi lain di Tiongkok.
Apa itu Qwen? Ini adalah keluarga model AI dari Alibaba Cloud, yang kini jadi ekosistem AI open-source terbesar di dunia. Di Konferensi Apsara di Hangzhou, Alibaba mengumumkan bahwa mereka telah merilis lebih dari 300 model AI open-source. Model-model ini mendukung lebih dari 170.000 turunan, menjadikan Qwen raksasa di bidangnya.
Sebaliknya, Qwen bukan sekadar angka. Keluarga Qwen3, yang diluncurkan pada April lalu, mencakup kemampuan teks, gambar, audio, hingga sistem multimodal untuk aplikasi dunia nyata. Varian terbaru, Qwen3-Max, bahkan memiliki lebih dari 1 triliun parameter, menyaingi model terbaik dari OpenAI dan Google, menurut Alibaba.
Langkah Alibaba ini bukan hanya soal teknologi, tapi juga strategi. Dengan memindahkan Hoi ke Tongyi Lab, mereka memperkuat fondasi untuk inovasi AI jangka panjang. Bagi kamu yang mengikuti tren teknologi, ini sinyal kuat bahwa AI open-source akan terus berkembang pesat. Alibaba tampaknya ingin menutup kesenjangan teknologi antara Tiongkok dan Barat, dan Qwen adalah senjata utamanya.
Meskipun begitu, persaingan di dunia AI tak pernah mudah. Dengan Hoi di barisan depan, akankah Alibaba mampu mempertahankan posisinya sebagai pemimpin? Hanya waktu yang akan menjawab.